Manusiaterbagi tiga dalam menyikapi nikmat Allah. Sunday, 16 Ramadhan 1443 / 17 April 2022 Secaragaris besar nikmat Allah SWT dapat dikelompokkan menjadi tujuh macam diantaranya sebagai berikut ; 1. Nikmat fitrah, karena kita diciptakan Allah SWT sebagai makhluk yang paling indah dan mulia dibanding dengan makhluk lainya. 2. Nikmat rohaniah, kita diberi akal untuk berfikir 3. KunciJawabannya adalah: B. Zakat. Dilansir dari Ensiklopedia, Berikut ini adalah macam-macam nikmat Allah, kecualiberikut ini adalah macam-macam nikmat allah, kecuali Zakat. Penjelasan. Kenapa jawabanya bukan A. Pasangan Hidup? Nah ini nih masalahnya, setelah saya tadi mencari informasi, ternyata jawaban ini lebih tepat untuk pertanyaan yang Secaraterminologi, akhlak adalah tingkah laku yang didorong oleh suatu keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Menurut Imam Al Ghazali, akhlak adalah tingkah laku yang melekat pada diri seseorang dan memicu perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Ada beberapa macam akhlak dalam Islam yang Manusiaterbagi tiga dalam menyikapi nikmat Friday,21 Ramadhan 1443 / 22 April 2022 Jadwal Shalat. Mode Layar. Al-Quran Digital. Indeks. Networks retizen.id repjabar.co.id repjogja.co.id. Kanal News. Politik Hukum Pendidikan Umum News Analysis LJs2PLw. SETIAP manusia pada hakikatnya ingin merasakan semua kenikmatan yang diciptakan Allah SWT. Namun manusia lupa, di dunia dia hanya akan mendapatkan kenikmatan yang fana. Kenikmatan paling sempurna nan abadi yang Allah SWT ciptakan untuk manusia adalah kenikmatan yang ada di dalam surga. Sebelum membahas kenikmatan paling sempurna, mari kita renungkan dahulu perkataan Ibnul Qayyim Al Jauzi dalam kitab Raudhah Al-Muhibbin tentang tiga macam kenikmatan yang dirasakan manusia ketika di dunia yang dikutip dari Republika. Pertama, kenikmatan jasmani yang meliputi makan, minum, dan berhubungan intim suami-istri. Kenikmatan jenis ini bukanlah segala-galanya, bukan pula kenikmatan yang sempurna. Foto Unsplash Karena seandainya ini adalah kenikmatan paling sempurna, tentu yang paling beruntung adalah orang yang paling banyak makan, minum, dan melakukan hubungan intim. Kesempurnaan nikmat hanya didapat apabila kenikmatan jasmani ini menopang kenikmatan abadi yang paling agung. BACA JUGA Nikmat dan Musibah, Lebih Banyak Mana? Kedua, kenikmatan khayali meliputi kekuasaan, kemapanan, kebanggaan, dan kebesaran. Sekalipun pencari kenikmatan ini tampak lebih mulia daripada kelompok pertama, namun mereka yang merasakan penderitaan atau pengorbanan yang jauh lebih besar. Orang yang mengincar kenikmatan jenis ini harus memenuhi berbagai macam tuntutan yang sulit. Dia harus merelakan kehilangan banyak kenikmatan jasmani sehingga dia merasakan penderitaan yang lebih besar karena kehilangan sebagian nikmat jasmani yang dirasakannya selama ini. Jadi, kenikamatan itu bukanlah kenikmatan sejati meskipun jiwa menyenanginya. Ketiga, kenikmatan intelektual dan rohani. Yakni yang meliputi pengetahuan dan sifat-sifat kesempurnaan. Termasuk dalam jenis kenikmatan ini adalah kemurahan hati, kedermawanan, kehormatan diri, keberanian, kesabaran, lemah lembut, dan kepribadian baik lainnya. Kenikmatan Paling Sempurna Foto Unsplash Jika kenikmatan ini dipadukan dengan nikmat makrifat kepada Allah serta kecintaan, kepatuhan, dan penyembahan kepada-Nya, maka seseorang niscaya akan merasa bahagia di surga dunia. Kebahagiaan dan suka citanya tidak akan bisa ditandingi seluruh kenikmatan dunia lainnya. Sementara itu, Ustaz Dr Firanda Andirja Lc MA dalam channel YouTube-nya menyebutkan bahwa saat berada di surga, manusia tidak perlu lagi merasakan khawatir dan bersedih hati. Hal tersebut sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam kitab suci Alquran Surah Az-Zukhruf Ayat 68 dan Surah Al-A’raf Ayat 49 يَا عِبَادِ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ Artinya “Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati.” QS Az-Zukhruf 68 أَهَٰؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ ۚ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ Artinya ” Orang-orang di atas A’raaf bertanya kepada penghuni neraka “Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?”. Kepada orang mukmin itu dikatakan “Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak pula kamu bersedih hati.” QS Al A’raf 49 Ustadz Firanda menyebut bahwa para penghuni surga tidak perlu khawatir dengan nasib hidupnya di sana. Pasalnya, mereka akan senantiasa hidup sehat dan kekal abadi selamanya karena sedang menjalani karunia Allah SWT, kenikmatan paling sempurna. Ustadz Firanda juga menyebut bahwa di surga kelak tidak ada orang tua, semua penghuni surga selalu menjadi muda. Para penghuni surga tidak akan merasakan hidup sengsara, karena surga merupakan kenikmatan paling sempurna yang isinya hanya kebahagiaan. Tak ada yang akan merasakan sakit, dan kehidupan di sana abadi, selamanya. “Dikatakan kepada para penghuni surga Wahai para penghuni surga, kalian akan senantiasa sehat dan tidak pernah sakit selama-lamanya.’ Tidak ada sakit, tidak ada pilek, tidak ada pusing, enggak ada penyakit sama sekali. Kalian selalu sehat tidak ada sakit selama-lamanya,” tegas Ustadz Firanda. Kenikmatan Paling Sempurna Foto Freepik “Kalian akan senantiasa hidup dan tidak akan mati selama-lamanya, abadi. Kemudian dikatakan lagi kepada para penghuni surga, Kalian akan senantiasa muda dan tidak akan pernah tua. Kalian akan senantiasa bahagia dan tidak ada kesengsaraan selama-lamanya.’ Itulah kesimpulan daripada keindahan surga,” lanjutnya. BACA JUGA Kematian Mendadak, Adzab atau Kenikmatan? Ustadz Firanda menegaskan bahwa saat berada di surga, manusia akan selalu merasa bahagia karena di sanalah tempat kenikmatan paling sempurna. Berbeda dengan dunia yang kadang menawarkan kesedihan, kegelisahan, dan kekhawatiran. “Kalau kau di surga, kau lihat di mana saja yang kau lihat adalah keindahan dan kebahagiaan. Di surga kalau antum sudah masuk surga mau lihat atas, mau lihat kanan, mau lihat kiri, mau lihat depan, mau lihat belakang, di mana pun engkau letakkan pandanganmu, kau pasti bahagia,” paparnya. “Karena semua yang dilihat di surga mendatangkan kebahagiaan. Ke mana pun kau arahkan pandanganmu, kau akan melihat kebahagiaan,” tandasnya. Wallahu a’lam bishawab. [] Kenikmatan yang Allah berikan kepada kita sangatlah banyak, tak bisa terhitung berapa nikmat yang sang Pencipta tersebut di dalam kehidupan adalah suatu kewajiban untuk kita mensyukuri kenikmatan tersebut agar jiwa kita menjadi tenang dan hidup kita akan menjadi banyak cara untuk kita mensyukuri nikmat Allah. Contoh kecilnya adalah saat diberikan kenikmatan harta, maka kita segera bersedekah kepada orang-orang yang kita diberi kesehatan, kita mensyukurinya dengan menjaga agar tubuh tetap sehat dan dari hal-hal yang merugikan tiga macam nikmat yang pantas untuk kita syukuri sebagai Nikmat yang terletak pada diri kita pribadiSang Pencipta memberikan kita mata dan telinga, tangan, dan kaki serta anggota tubuh lainnya. Kita mensyukurinya dengan menggunakan semuanya untuk boleh bagi kita untuk sombong seandainya diberikan wajah yang rupawan maupun cantik. Mata juga dipakai untuk melihat yang baik, telinga hanya mendengarkan yang kita gunakan untuk menuju ketaatan dan itulah sebaik-baik rasa syukur kita terhadap nikmat tersebut karena jika kita menggunakan semua anggota tubuh untuk hal yang sia-sia, maka hati kita tidak tenang, hidup kita akan kacau dan pastinya akan sang Pencipta pasti akan Nikmat yang Diperoleh dari Usaha SendiriNikmat ini berupa harta yang banyak, jabatan, pangkat yang sekarang kita emban, ilmu yang banyak, mobil, rumah dan lain sebagian dari semua apa yang kita usahakan tersebut cara mensyukurinya adalah dengan bersedekah kepada orang-orang yang tidak mampu, anak yatim, maupun sedekah, Allah akan membalas dengan melipatgandakan dari apa yang telah kita sedekahkan. Sudah banyak orang yang merasakan manfaat sedekah dan ganjaran yang diberikan oleh sang Pencipta pun sangatlah semua yang kita hasilkan dari usaha kita untuk jalan kebaikan dan jangan pernah kita salah gunakan. Semua hanya titipan dan akan dipertanggung jawabkan di Nikmat yang Ada di Alam SekitarAllah memberikan kita air, tanah, udara yang segar kepada kita agar kita bisa selalu mengambil manfaat dari semua mensyukuri nikmat ini adalah dengan menjaga kebersihan, menjaga kelestarian hutan maupun kebun. Iya, menggunakan semuanya untuk hal yang bermanfaat dan memikirkan tentang kebesaran sang Pencipta atas penciptaan langit, bumi, dan seisinya bahwa semuanya diciptakan tidaklah sepantasnya untuk kita selalu mensyukuri nikmat yang Allah berikan dan menjaga nikmat tersebut karena suatu saat akan dikembalikan dengan pembahasan singkat ini, kita bisa memahami tentang segala sesuatu memang harus kita bersyukur, maka nikmat itu akan ditambah, sementara hidup kita akan menjadi tenang dan berkah dikarenakan rasa syukur kita beruntunglah orang-orang yang bersyukur! DALAM hidup ini, seharusnya kita banyak-banyak bersyukur atas apa yang telah kita terima dan rasakan. Terutama akan nikmat dari Allah SWT yang begitu banyak. Bersyukur atas semua yang dilimpahkan oleh Allah SWT kepada kita adalah wajib. Karena dengan bersyukur, jiwa kita akan tenang dan nikmat yang kita terima dan rasakan akan semakin memberi berkah dalam hidup kita. Bukankah Allah telah berfirman dalam Al-qur’anul Karim dalam surah Ibrahim sebagai berikut “Dan ingatlah juga, tatkala Tuhanmu memaklumkan Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.“ QS. Ibrahim [14] 7. Baca Juga 4 Kalimat Syukur yang Dianjurkan Dibaca Saat Pagi Ada banyak cara untuk bersyukur atas nikmat Allah kepada kita. Misalnya bagaimana kita mensyukuri rezeki yang dilimpahkan kepada kita? salah satu adalah dengan menafkahkan harta kita kejalan yang benar, berzakat, ber infak, sedekah dll yang diridhoi oleh Allah. Jika kita diberi kesehatan, syukurilah dengan menjaga kesehatan, menjaga badan serta anggota tubuh dari hal-hal yang bisa merugikah badan atau tubuh kita sendiri. Secara garis besar, ada lima nikmat dari Allah SWT yang harus kita syukuri. Diantaranya adalah sebagai berikut Nikmat Fitriyah adalah nikmat yang ada pada diri kita atau personal kita. Misal Allah memberikan kita hidup ini, tangan, kaki, wajah yang menawan, mata, telinga dan anggota tubuh yang lain. Ini wajib kita syukuri. Foto Aetna international Dan janganlah angkuh seandainya kita diberikan rupa yang menarik. Syukurilah bahwa itu nikat yang diberikan oleh Allah semata-mata untuk hak-hal kebaikan. Nikmat dari Allah Nikmat Ikhtiyariyah Nikmat ini berupa nikmat yang kita peroleh atas usaha kita. Misalnya Harta yang banyak, Kedudukan yang tinggi, Ilmu yang banyak, Pengaruh yang besar, Posisi, Jabatan, Tanah, Mobil dan lain-lain yang kita peroleh atas usaha kita. Nikmat ini harus kita syukuri. Sedekahkan harta yang kita miliki dan pergunakan ke jalan yang diridhoi Allah. Jika menjadi pemimpin dengan jabatan yang tinggi, jangan kita salah gunakan jabatan tersebut, karena itu semua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Nikmat dari Allah Nikmat Alamah Nikmat alam sekitar kita. Kita tidak bisa hidup jika Allah tidak memberikan nikmat alamiah ini. Misalnya Air, Udara, Tanah dan lain-lain. Mari kita syukuri semua ini dengan menjaga alam ini dari kerusakan. Menjaga udara dari pencemaran, banyak-banyak menanam pohon dan lain-lain. Nikmat dari Allah Nikmat Diiniyah Nikmat Diiniyah adalah nikmat Agama Islam. Nikmat Iman. Bayangkan jika kita terlahir bukan dari rahim seorang muslimah? Mungkin saat ini kita menjadi kafir. Maka syukurilah nikmat-nikmat diin yang diberikan Allah kepada kita dengan menjalankan perintah-perintah agama serta menjauhi larangan Allah SWT. Nikmat dari Allah Nikmat Ukhrowiyah Nikmat Ukhrowi adalah nikmat akhirat. Nikamt inilah yang akan kita petik nanti jika telah dihisab di yaumil mahsyar. Foto Unsplash Nikmat ini tergantung dari apa yang kita perbuat didunia ini. Jika semua nikmat diatas telah kita terima dan kita syukuri dengan baik, maka nikmat ukhrowi ini yang akan kita dapatkan dan rasakan jika nanti sudah di alam akhirat. Baca Juga Cara Keliru Dalam Mensyukuri Nikmat Harus kita sadari bahwa hidup didunia ini hanyalah sementara. Ada batas waktu yang telah ditentukan Allah dan jika telah tiba waktunya kita semua akan mati. Begitu juga nikmat yang diberikan Allah adalah bukan milik kita melainkan titpan semata. Maka sudah sepantasnyalah kita menjaga dan bersyukur atas “titipan” itu karena suatu saat itu semua akan dikembalikan kepada Allah SWT. [] SUMBER Dalam artikel yang berjudul Sudahkah Anda Melakukan Tahadduts Bin Ni’mah? telah disebutkan bahwa menyebutkan nikmat Allah merupakan perintah Allah dan salah satu bentuk bersyukur kepada Allah Ta’ala. Dan sudah dijelaskan pula bahwa nikmat yang diperintahkan untuk disebutkan meliputi nikmat dunia maupun agama. Dengan demikian amal sholih termasuk salah satu kenikmatan yang diperintahkan untuk disebutkan juga, bahkan hakikatnya kenikmatan agama lebih besar daripada kenikmatan dunia. Berarti jika ada seorang muslim menyebutkan amal shalihnya kepada saudaranya, apakah ini dinilai sebagai perbuatan riya’ memamerkan amal shaleh atau ujub membanggakan amal shalih? Berikut keterangan para ulama rahimahumullah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Perbedaan antara menyebutkan nikmat Allah tahadduts bin ni’mah dengan ujub merasa bangga dengan nikmat adalah orang yang menyebutkan suatu nikmat, berarti telah mengabarkan tentang sifat Dzat yang menganugerahkan nikmat tersebut, kedermawanan, dan perbuatan baik-Nya. Maka ia hakikatnya memuji Allah dengan menampakkan dan menyebutkan nikmat tersebut, bersyukur kepada-Nya dan menyebarkan kabar tentang seluruh anugerah-Nya. Jadi, maksudnya adalah menampakkan sifat-sifat Allah, memuji, menyanjung-Nya atas limpahan nikmat tersebut, mendorong diri untuk mencari nikmat itu dari-Nya,bukan dari selain-Nya, mendorong diri untuk mencintai dan mengharap-Nya, sehingga dengan demikian ia menjadi sosok hamba yang mengharap lagi tunduk mendekatkan diri kepada Allah dengan menampakkan, menyebarkan kabar tentang nikmat-Nya itu dan membicarakannya. Adapun membanggakan nikmat adalah menyombongkan diri di hadapan manusia, menampakkan kepada mereka bahwa ia lebih mulia dan lebih besar keutamaannya dari mereka, ia hendak menunggangi tengkuk baca merendahkan dan memperbudak hati mereka, serta memaksa mereka untuk menghormati dan melayaninya” Kitab Ar-Ruh, Ibnul Qoyyim, hal. 312. Syaikh Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata, “Orang yang menyebutkan keta’atan amal shaleh dirinya,tidak terlepas dari dua keadaan Pendorongnya adalah ingin menyatakan dirinya suci dan menghitung-hitung amalnya di hadapan Rabbnya. Hal ini adalah perkara yang berbahaya, terkadang bisa merusak amalnya dan menggugurkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang hamba-Nya dari menyatakan diri bersih suci, Dia berfirman فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ “Maka janganlah kalian mengatakan diri kalian suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa” QS. An-Najm32. Kedua, pendorongnya adalah ingin menyebutkan nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala tahadduts bin ni’mah, dan ia maksudkan hal itu sebagai wasilah agar dicontoh oleh orang-orang yang semisalnya. Ini merupakan tujuan yang terpuji karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu sebutkan” QS. Adh-Dhuha 11.Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, من سن في الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة “Barangsiapa di dalam agama Islam memberi contoh amal shalih maksudnya yang pertama dalam mengamalkan suatu amal shalih dan manusia mencontohnya, maka dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sampai hari Kiamat” Nur alad Darb 30/12. Kesimpulan Jika seorang hamba menyebutkan nikmat Allah termasuk di dalamnya nikmat amal sholeh sesuai dengan yang disyari’atkan,lalu manusia memujinya sehingga ia terkesan/senang dengan pujian tersebut,namun dalam hatinya tidak ada keinginan riya`memperlihatkan ibadah agar dipuji manusia dan sum’ah memperdengarkan suara dalam beribadah agar dipuji manusia,maka itu termasuk kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin. Dan yang dinamakan kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin bentuknya adalah seorang mukmin melakukan amal shalih dengan mengharap pahala Allah ikhlas lalu Allah jadikan manusia mengetahui, menyenangi dan memujinya, tanpa ada niat sengaja memamerkan amal shalihnya dan tanpa ada niat sengaja mencari pujian manusia, lalu ia senang dan terkesan dengan pujian itu. Dari Abi Dzar –radhiallahu anhu– berkata, ‏ ‏‏قيل‏‏ يا رسول الله، أرأيت الرجل يعمل العمل من الخير، ويحمَده – أو يحبه – الناس عليه‏؟‏ قال‏‏ تلك عاجل بشرى المؤمن‏‏ رواه مسلم‏.‏ “Ada yang berkata, Wahai Rasulullah, bagaimana pandangan Anda seseorang yang beramal dengan suatu amal kebaikan, lalu manusia memujinya atau mencintainya? Beliau bersabda Itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin” Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Catatan Perlu diketahui, bahwa orang yang menyebutkan nikmat Allah tahadduts bin ni’mah dengan tanpa ada niat riya` dan sum’ah, maka bukanlah termasuk kedalam kategori “sikap sengaja menampakkan jenis yang tercela”, bahkan hal itu termasuk “sikap menampakkan jenis yang terpuji”, asal sesuai dengan yang disyariatkan. Wallahu A’lam. — Penulis Sa’id Abu Ukkasyah Dipublikasi ulang dari Nikmat Dalam Perspektif Al-Qur’an Oleh Ria Rohimah Mahasiswa Jurusan Ilmu Agama Islam Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta 1. PENDAHULUAN Nikmat bisa berubah menjadi azab dan bencana, kemenangan bisa berubah menjadi kekalahan, kegembiraan bisa berubah menjadi kesedihan apabila kita mengundang murka Allah. Oleh sebab itu, bila diberi kesehatan, kepandaian/ ilmu, kemudahan, kelapangan, maka kita harus mensyukuri dan mengamalkannya, jangan berbuat sesuatu yang mengundang murka Allah yang akan mengakibatkan nikmat yang kita peroleh berubah menjadi azab atau bencana. Biasanya sikap melupakan nikmat muncul dari perbedaan dengan yang lain misalnya melihat orang lain sukses sedangkan kita tidak sukses, hal tersebut yang menghilangkan nikmat yang diterima seolah-olah tidak ada. Padahal jika kita menyadari bahwasanya masih ada nikmat-nikmat yang lainnya pada diri kita walau itu berbeda sifat dan bentuknya. Allah berfirman dalam surat An-Nahl 3 yang artinya “dan tidak ada kenikmatan yang ada pada kalian kecuali datangnya dari Allah” ini adalah dalil yang tegas dan jelas dikatakan bahwa nikmat apa saja beik yang besar maupun kecil, yang banyak maupun yang sedikit, itu semua datangnya dari Allah. Untuk itu saya tertarik untuk mengkaji masalah nikmat dalam perspektif Al-Quran. Kerena masih banyak nikmat yang harus kita ketahui dalam Al-Quran. Agar kita semua dapat menyadari betapa banyak nikmat yang Allah berikan. 2. PEMBAHASAN A. Definisi NIkmat Nikmat secara etimologis berasal dari bahasa arab yang berarti segala kebaikan, keenakan, dan semua rasa kebahagiaan. Sesuatu yang bermanfaat di dunia dan akhirat seperti ilmu dan akhlak mulia. B. Kufur Nikmat Banyak orang tergelincir pada kekufuran, persoalannya bukan terletak pada dia kaya atau manapun dan kondisi apapun manusia berada,bila ia tidak ingat Allah maka dia sudah dikategorikan kufur alias lupa diri. Kata pengangguran punya pekerjaan adalah nikmat betul dan karunia Allah. Tapi sebagian orang yang punya pekerjaan dan usaha justru melupakan Allah. Kesibukannya bekerja dan mengembangkan usaha membuat sulit sekali untuk sholat, sekalinya sholat dia berdiri dengan shalat jadi mengurangi jatah waktu untuk berbisnis. Jadilah Allah, urutan yang nomor sekian,Tuhan yang terlupakan.. Ini baru dari kacamata sholat…belum lagi kacamata hasil.. Maksudnya bila ditilik kembali Allahlah yang menjadikan kita bisa bekerja dan berusaha. Tapi setelah pekerjaan dan usaha kita menghasilkan, apa yang terjadi? Allah menjadi tidak penting untuk dibagi hasil.. Setelah gajian, yang kita cari adalah kesenangan sendiri, keperluan sendiri. Jarang kita memerlukan untuk membagi dengan Allah yaitu dengan membagikan pada anak yatim, fakir miskin dan orang-orang yang Allah minta untuk diperhatikan. Bioskop, dunia hiburan, barang-barang yang kurang perlu..menjadi fokus terbesar, ketika ada uang hasil kerja & usaha. Bukan justru berusaha menyeimbangkan pengeluaran dan sedekah. Marahkah Allah? Tidak.. Hanya saja ketika kita berlaku demikian,perlindungan Allah tidak kita dapatkan. Padahal dunia ini selalu berisi ketidakpastian dan perubahan. Kalaulah Allah sudah tidak mau memperhatikan,tidak mau melindungi, akan jadi apakah kita? “ Katakanlah jika bapak-bapakmu,anak-anakmu,saudara-saudaramu,istrimu,keluargamu, harta kekayaan yang kamu peroleh, perniagaan yang kamu khawatir merugi,dan tempat tinggal yang kamu sukai, yang semua itu lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya, dan dari berjuang di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak akan menunjuki kaum yang fasik.” At-Taubah 24 Sebenarnya, kita..bukanlah anak kecil lagi.. yang perlu diancam oleh gambaran neraka.. supaya mau nyatanya kelebihan akal orang dewasa, justru sering mengabaikan, mensiasati setiap perintah & laranganNya. Mudah-mudahan kita semua bukan orang-orang yang termasuk kufur nikmat.. C. Nikmat Dalam Al-Quran Ada banyak ayat yang menerangkan tentang berbagai nikmat yang Allah berikan kepada umat manusia dalam Al-Quran. Namun saya hanya mengambil beberapa ayat saja untuk dijadikan contoh. Seperti ayat berikut yang menjelaskan tentang nikmat Allah berupa perlindungan dari Allah $pkš‰r¯»tƒ šúïÏ%©!$ qãYtBuä r㍠MyJ÷èÏR !$ öNà6ø‹n=tæ øŒÎ §Nyd îPöqs% br& þqäÜÝ¡ö6tƒ öNä3øŠs9Î óOßgtƒÏ‰÷ƒr& £s3sù óOßgtƒÏ‰÷ƒr& öNà6Ztã qà¨?$ur ©!$ 4 ’n?tãur !$ È©.uqtGuŠù=sù šcqãYÏB÷sßJø9$ ÇÊÊÈ “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu untuk berbuat jahat, Maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal.”[1] Dapat saya pahami bahwa maksud nikmat dari ayat diatas ialah, Allah telah memberi nikmat kepada orang-orang beriman berupa perlindungan dari tangan orang-orang yang hendak berbuat jahat kepada kita. Maka Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk bertawakkal kepada-Nya agar ditambah kenikmatan yang lain. Untuk tafsir yang lain “hai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika suatu kaum bermaksud yakni orang-orang Quraisy hendak memanjangkan tangan mereka kepadamu dan dilindungi-Nya kamu dari maksud jahat mereka itu dan bertakwalah kamu kepada Allah dan hendaklah kepada Allah orang-orang mukmin itu bertawakal” [2] Asbabun nuzulnya yaitu dari suatu riwayat dikemukakan bahwa Nabi saw. Keluar beserta Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali, dan Abdurrahman bin Auf menuju ka’b bin al-Asyraf dan Yahudi Banin Nadlir untuk meminjam uang sebagai pembayar diat denda yang harus dibayarnya. Orang Yahudi berkata “silahkan duduk, kami akan menyajikan makanan dan memberikan apa yang tuan perlukan.” Kemudian Rasulullah saw. duduk. Hayy bin Akhthab berkata kepada kawannya tanpa setahu Nabi saw. “kalian tidak akan dapat melihat dia lebih dekat daripada sekarang. Timpakan batu ke kepalanya dan bunuhlah dia. Kalian nanti tidak akan menghadapi kesulitan lagi.” Mereka mengangkat batu penggiling gandum yang sangat besar untuk ditimpakan kepada Rasul. Akan tetapi Allah Menahan tangan mereka, lalu datanglah Jibril memberitahu agar Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Maka Allah Menurunkan Ayat ini 5 al-maidah11 sebagai perintah untuk mensyukuru nikmat. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ikrimah dan Yazid bin Abi Ziad. Lafal Hadits ini bersumber dari Yazid. Hadits seperti ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abdullah bin Abi Bakr, Ashim bin Umar bin Qatadah, Mujahid, Abdullah bin katsir, dan Abu Malik.[3] Dalam ayat lain tentang kenikmatan syurga öqs9ur ¨br& Ÿ÷dr& É=»tGÅ6ø9$ qãYtBuä öqs¨?$ur $tRö¤ÿx6s9 öNåk÷]tã öNÍkÌE$tÍhŠy™ óOßg»oYù=s{÷ŠV{ur ÏM»¨Yy_ ÉOŠÏè¨Z9$ “dan Sekiranya ahli kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup hapus kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan.”[4] “dan sekiranya Ahli Kitab itu beriman kepada Nabi Muhammad saw dan bertakwa artinya menjaga diri dari kekafiranpastilah Kami hapus dari mereka kesalahan mereka dan Kami masukkan mereka ke dalam Surga-Surga kenikmatan”[5] Adalah kenikmatan yang hakiki apabila kita dapat merasakan kenikmatan syurga. Kita tahu bahwa syurga adalah tempat yang diinginkan setiap manusia. Dan untuk meraihnya Allah telah memberikan syarat kepada kita berupa ketakwaan kepada-Nya, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dalam ayat ini tentang nikmat rezeki y7Í´¯»s9ré& ãNèd tbqãZÏB÷sßJø9$ $yym 4 öNçl°; ìM»y_u‘yŠ y‰YÏã óOÎgÎn/u‘ ×otÏÿøótBur ×–ø—Í‘ur ÒOƒÌŸ2 ÇÍÈ “Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki nikmat yang mulia.”[6] Dapat saya pahami bahwa ayat diatas menjelaskan balasan Allah untuk orang-orang yang beriman dengan memberikan beberapa derajat ketinggian di sisi-Nya, ampunan dan rezeki yang halal. Itu benar-benar nikmat yang banyak dari Allah untuk orang-orang yang beriman yaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hat mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambhalah iman mereka, dan hanya pada Allah mereka bertakwa. “itulah orang-orang yang berciri khas seperti tadi mereka orang-orang yang beriman dengan sabenar-benarnya yang tidak diragukan lagi keimanannya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian kedudukan-kedudukan di surga disisi tuhannya dan ampunan serta rezeki yang mulia di surga.”[7] Dalam ayat ini ª!$ur Ÿyèy_ Nä3s9 ô`ÏiB ö/ä3Å¡àÿRr& %[`ºurø—r& Ÿyèy_ur Nä3s9 ô`ÏiB Nà6Å_ºurø—r& tûüÏZt/ Zoy‰xÿymur Nä3s%y—u‘ur z`ÏiB ÏM»t6Íh‹©Ü9$ 4 ÈÏÜ»t6ø9$$Î6sùr& tbqãZÏB÷sムÏMyJ÷èÏZÎ/ur !$ öNèd tbrãàÿõ3tƒ ÇËÈ “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?”[8] “Allah menjadikan bagi kalian istri-istri dan jenis kalian sendiri maka Allah menciptakan Siti Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam dan semua manusia lainnya dari mani kaum laki-laki dan wanita dan menjadikan bagi kalian dari istri-istri kalian itu, anak-anak dan cucu-cucu keturunan dari anak-anaknya dan memberi kalian rezeki dari yang baik-baik berupa berbagai macam buah-buahan, biji-bijian dan hewan-hewan tenak maka mengapa kepada yang batil kepada berhala mereka beriman dan mengapa mereka ingkar terhadap nikmat Allah dengan menyekutukan-Nya.”[9] “ kemudian daripada itu Allah SWT menjelaskan nikmat Allah yang lain dari nikmat-nikmat yang telah diterima oleh hamba-Nya, agar manusia dapat memperhatikan keluasan nikmat-Nya. Allah SWT telah menciptakan istri-istri untuk mereka dari jenis mereka pula, dengan adanya isteri-isteri itu manusia dapat bekerja sama dalam membina kemaslahatan bersama dan mengurus kehidupan bersama. Dan istri-istri itu pula Allah memberikan keturunan sebagai biji mata dan kesayangan yang dapat membahagiakan kehidupan mereka di dunia dan menjadi kebanggaan sebagai pelanjut keturunan. Kemudian Allah menjelaskan pula bahwa Dialah yang telah memberikan rezeki kepada mereka dari jenis makanan dan minuman yang lezat-lezat, pakaian yang dapat melindungi kulit dari udara dingin dan tempat yang dapat melindungi dari teriknya mathari dan tirisnya hujan.”[10] Dan ayat terakhir yang saya ambil dari Al-Quran ª!$ur Ÿyèy_ /ä3s9 $£JÏiB šYn=y{ Wx»n=Ïß Ÿyèy_ur /ä3s9 z`ÏiB ÉA$t6Éfø9$ $YY»oYò2r& Ÿyèy_ur öNä3s9 Ÿ‹Î/ºuŽ ãNà6‹És? §ysø9$ Ÿ‹Î/ºty™ur Oä3ŠÉs? öNà6y™ùt/ 4 y7Ï9ºx‹x. OÏFム¼çmtGyJ÷èÏR öNà6ø‹n=tæ öNä3ª=yès9 šcqßJÎ=ó¡è ÇÑÊÈ “dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian baju besi yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri kepada-Nya.”[11] “ dan Allah menjadikan bagi kalian dari apa yang telah Dia ciptakan seperti rumah-rumah, pohon-pohon dan mendung sebagai tempat bernaung lafal Zhilaalan adalah bentuk jamak lafal Zhillun yang dapat melindungi diri kalian dari sengatan panas matahari dan Dia dijadikan bagi kalian tempat-tempat tinggal digunung-gunung lafal aknaanan adalah bentuk jamak dari lafal kinnun, yang artinya tempat untuk tinggal seperti gua dan liang besar dan Dia jadikan bagi kalian pakaian dan dari dingin dan pakaian/ baju besi yang memelihara kalian dalam peperangan sewaktu kalian berperang yakni dari tusukan dan pukulan senjata di dalam peperangan, seperti baju dan topi besi. demikianlah sebagaimana Dia telah menciptakan semuanya itu Allah menyempurnakan nikmat-Nya di dunia atas kalian dengan menciptakan segala sesuatu yang menjadi keperluan kalian agar kalian hai penduduk Mekkah masuk Islam agar kalian mengesakan-Nya.”[12] “kemudian dalam ayat ini Allah SWT menyebutkan lagi nikmat karunia-Nya sebagaimana nikmat yang lalu disebutkan, yang memberikan rasa aman, damai dan tenteram. Kepada bangsa yang sudah menetap atau maju, Allah memberikan karunia tempat berteduh seperti rumah, hotel-hotel, gedung-gedung umumnya dibuat dari kayu, besi, batu dan lain-lain, yang diciptakan Allah.”[13] Asbabun nuzulnya Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika seorang Arab bertanya kepada Nabi saw. tentang Allah, beliau membacakan ayat, wallahu ja’ala lakum mim buyutikum sakana… dan Allah Menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal…. 16 an-nahl 80. Orang itupun mengiyakannya. Kemudian Nabi saw. membaca kelanjutan ayat tersebut,…..wa ja’ala lakum min juludil an’ami buyutan tastakhiffunaha yauma zha’nikum wa yauma iqamatikum… …dan Dia Menjadikan bagi kamu rumah-rumah [kemah-kemah] dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan [membawa] nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim…. 16 .an-nahl 80. Orang itupun mengiyakannya. Kemudian Rasulullah membaca lagi kelanjutan ayat tersebut, dan orang itupun mengiyakannya. Namun ketika Rasulullah sampai pada ayat,….. kadzalika yutimmu ni’matahu ;alaikum la’allakum tuslimun …..demikianlah Allah Menyempurnakan Nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri [kepada-Nya] 16 an-nahl 81, orang itu berpaling dan tidak mau masuk Islam. Maka turunlah ayat selanjutnya 16 an-nahl83 yang menegaskan bahwa walaupun orang-orang athu akan Nikmat yang Diberikan Allah, tapi kebanyakan mereka tetap kafir. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Mujahid.[14] D. Cara Menyikapi Nikmat Yang jelas, syukur adalah sebuah istilah yang digunakan pada pengakuan/ pengetahuan akan sebuah nikmat. Karena mengetahui nikmat merupakan jalan untuk mengetahui Dzat yang memberi nikmat. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menamakan Islam dan iman di dalam Al-Qur`an dengan syukur. Dari sini diketahui bahwa mengetahui sebuah nikmat merupakan rukun dari rukun-rukun syukur. Madarijus Salikin, 2/247 Apabila seorang hamba mengetahui sebuah nikmat maka dia akan mengetahui yang memberi nikmat. Ketika seseorang mengetahui yang memberi nikmat tentu dia akan mencintai-Nya dan terdorong untuk bersungguh-sungguh mensyukuri nikmat-Nya. Madarijus Salikin, 2/247, secara ringkas Syukur Tidak Sempurna Melainkan dengan Mengetahui Apa yang Dicintai Allah l Ibnu Qudamah rahimahullahu menjelaskan “Ketahuilah bahwa syukur dan tidak kufur tidak akan sempurna melainkan dengan mengetahui segala apa yang dicintai oleh Allah l. Sebab makna syukur adalah mempergunakan segala karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada apa yang dicintai-Nya, dan kufur nikmat adalah sebaliknya. Bisa juga dengan tidak memanfaatkan nikmat tersebut atau mempergunakannya pada apa yang dimurkai-Nya.” Adapun cara menyikapi nikmat yaitu Mengakui nikmat yang diberikan dengan penuh ketundukan. Memuji yang memberi nikmat atas nikmat yang diberikannya. Cinta hati kepada yang memberi nikmat dan tunduknya anggota badan dengan ketaatan serta lisan dengan cara memuji dan menyanjungnya. Menyaksikan kenikmatan dan menjaga diri dari keharaman. Mengetahui kelemahan diri dari bersyukur. Menyandarkan nikmat tersebut kepada pemberinya dengan ketenangan. Engkau melihat dirimu orang yang tidak pantas untuk mendapatkan nikmat. Mengikat nikmat yang ada dan mencari nikmat yang tidak ada. 3. KESIMPULAN Subhanallah, setelah kita mengetahui kebenaran, kesempurnaan, serta keistimewaan nikmat Allah, tidak selayaknya kita melalaikan nikmat ini begitu saja. Hendaknya kita mensyukuri nikmat ini dengan sebenar-benarnya syukur, agar Allah tidak mencabut nikmat itu dari kita. Dari beberapa ayat yang saya ambil, dapat saya simpulkan bahwa semua nikmat yang Allah berikan harus didasari dengan keimanan dan tawakkal kepada Allah. Menjalani perintah serta menjauhi larangan-Nya. Allah saja bisa menambah nikmat kepada hamba-Nya, kenapa kita sebagai hamba-Nya tidak bisa menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah.

berikut ini adalah macam macam nikmat allah kecuali