24Wirid Ya Lathif untuk Pesugihan - Selama ini pesugihan selalu saja diartikan sebagai upaya memperkaya diri melalui jalan yang tidak baik/diharamkan oleh syariat islam. Diantaranyayaitu : INFO PENTING PESUGIHAN. Cara Cepat Dapatkan Uang 100JT s/d 20M PROSES 1 JAM CAIR. Hari INI juga Anda Butuh Uang Mendesak ?Minimal 100JT-20M.Proses Cepat 1 Jam Cair Langsung Sekarang Juga Uang Bisa Di Pakai Untuk Bayar Hutang Perusahaan,Hutang Bank,Hutang Kartu Kredit,Hutang Rentenir,Perorangan Yang Telah Jatuh Dengankerendahan hati dan mohon ampun kepada Allah atas saya yg dhoif ini,untuk saya memberanikan diri mencoba membagi2 amalan doa kepada sedulur2 di KOSA yg kita cintai ini. Mohon di periksa dan silahkan diralat jika ada bacaan yg kurang pas oleh para pinisepuh KOS. Kaf HA YA SOD ‘AIN SIN QOF ALIF LAM MIM SOD ALIF LAM RO’ KHA MIM Septem. Istighfar agar Dagangan Laris, Wirid Ajaib untuk Para Pedagang – Ada banyak jenis wirid pelarisan yang bisa diamalkan oleh Anda para pengusaha atau pedagang demi melariskan barang dagangan. Tapi, tak banyak orang yang mampu istiqomah atau konsisten mengamalkannya. Makanya, dampaknya tidak begitu terlihat signifikan. Berikutini saya ijazahkan Wirid Asma Al Lathif khusus untuk anda para pembaca blog Rasasejati. Ketujuh, Membuka segala pintu-pintu Kekayaan (Tuah Ilmu Pesugihan Putih). Kayaknya perlu nih riyadhoh yang ini. ki umar yang saya hormati,mohon izin untuk mengamalkan asma ya latif. semoga allah memberikan kemulyaan dan pahala kepada ki umar jK2D4. Wirid Ya Lathif untuk Pesugihan - Selama ini pesugihan selalu saja diartikan sebagai upaya memperkaya diri melalui jalan yang tidak baik/diharamkan oleh syariat islam. Padahal apabila kita kembalikan pada makna aslinya, pesugihan itu adalah hanya sekedar upaya dan tentu saja setiap upaya itu ada yang baik dan tidak baik, dibenarkan dan ada pula yang salah. Pesugihan apabila dilakukan dengan cara yang benar maka itu sah-sah saja untuk dilakukan. Walaupun diakui juga, banyak sekali pesugihan yang dilakukan dengan cara yang tidak benar, seperti meminta kepada jin, atau kepada makhluk Allah lainnya seperti ritual menyembah batu, pohon, tempat keramat dan lain sebagainya. Apabila pesugihan dengan cara tersebut dilakukan, maka sebagai seorang muslim kita WAJIB untuk menolak dan mengharamkannya, karena itu perbuatan syirik akbar, menyekutukan Allah, dan dosa besar yang tidak dapat diampuni. Nah, untuk itulah pada kesempatan kali ini admin majelis walisongo akan mengajak para sahabat untuk melakukan ritual pesugihan dengan benar, yaitu diantaranya melalui dzikir dan membaca doa. Doa yang akan admin bagikan adalah wirid ya lathif dan doa khusus yang dapat kita amalkan untuk memohon sugih atau kaya kepada Allah ta'ala. Amalan ini sangat mudah saja dan berikut penjelasan selengkapnya CARA PENGAMALAN Bacalah YA LATHIIF sebanyak 129 kali seratus dua puluh sembilan setiap anda selesai melaksanakan shalat subuh dan setelah anda wiridan sebentar sebagaimana biasa kita lakukan setiap bakda shalat maktubah. Setelah itu sambung dengan mewiridkan Ya Lathiif 129 x, dan setelah itu membaca ayat berikut ini sebanyak 7 tujuh kali. Ayatnya yaitu اللهُ لَطِيْفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ القَوِيُّ العَزِيْزُ 7 Setelah selesai membaca ayat di atas, dilanjutkan dengan memanjatkan doa permohonan kepada Allah dengan bacaan berikut ini بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَي اَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ وَعَلَي اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. اللَّهُمَّ مُسَخِّرَ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَالأَرَضِيْنَ السَّبْعِ وَ مَنْ فِيْهِنَّ وَمَنْ عَلَيْهِنَّ سَخِّرْلِي كُلَّ شَيْءٍ مِنْ عِبَادِكَ مِمَّا فِي بَرِّكَ وَبَحْرِكَ حَتَّي لَا يَكُوْنَ فِي الكَوْنِ شَيْءٌ مُتَحَرِّكٌ وَلَا سَاكِنٌ صَامِتٌ اَوْ نَاطِقٌ اِلَّا سَخَّرْتَهُ بِاسْمِكَ اللَّطِيْفِ المَكْنُوْنِ يَا اللهُ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ اِنَّمَا اَمْرُهُ اِذَا اَرَادَ شَيْئًا اَنْ يَقُوْلَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْن. اِلَهِي جُوْدُكَ دَلَّنِي عَلَيْكَ وَاِحْسَانُكَ قَرَّبَنِي اِلَيْكَ اَشْكُو اِلَيْكَ مَالَا يَخْفَي عَلَيْكَ وَاَسْئَلُكَ مَا لَا يَعْسُرُ عَلَيْكَ اِذْ عِلْمُكَ بِحَالِي يُغْنِي عَنْ سُؤَالِي يَا مُفَرِّجُ عَنِ المَكْرُوْبِ كَرْبَهُ فَرِّجْ عَنِّي مَا اَنَا فِيْهِ يَا مَنْ لَيْسَ بِغَائِبٍ فَأَنْتَظِرُهُ وَلَا بِنَائِمٍ فَأُوْقِظُهُ وَلَا بِغَافِلٍ فَأَذْكُرُهُ وَلَا بِعَاجِزٍ فَأُمْهِلُهُ يَا عَالِمًا باِلجُمْلَةِ يَا غَنِيًّا عَنِ التَّفْصِيْلِ كَفَي عِلْمُكَ عَنِ المَقَالِ وَكَفَي كَرَمُكَ عَنِ السُّؤَالِ اِنْقَطَعَ الرَّجَاءُ اِلَّا مِنْكَ وَخاَبَتِ الأَمَالُ اِلَّا فِيْكَ وَسَدَّتِ الطُّرُقُ اِلَّا اِلَيْكَ يَا اللهُ يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ يَا قَرِيْبُ يَا مُجِيْبُ اِغْفِرْلِي وَارْحَمْنِي بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَيَسِّرْلِي رِزْقِي وَسَخِّرْلِي جَمِيْعَ خَلْقِكَ اِنَّكَ عَلَي كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. وَصَلَّي اللهُ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَي اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin. wash shalaatu was salaamu 'alaa asyrafil anbiyaa-i wal mursaliin wa 'alaa aalihi wa shahbihii ajma'iin. Allaahumma musakhkhiras samawatis sab'i wal aradhinas sab'i wa man fiihinna wa 'alaihinna sakhkhir lii kulla syaiin min 'ibaadika mimmaa fii barrika wa bahrika hattaa laa yakuuna gil kauni syaiun mutaharrikun wa laa saakinun shaamitun au naathiqun illaa sakhkhartahu bismikallathiifil maknuuni ya Allah ya Hayyu yaa Qayyuumu innamaa amruhuu idzaa araada syaian an yaquula lahuu kun fayakuun. Ilaahii juuduka dallanii 'alaik wa ihsaanuka qarrabanii ilaka asykuu ilaka maa laa yakhfaa 'alaika wa asaluka maa laa ya'suru 'alaika idz ilmuka bihaalii yughnii 'an suaalii yaa mufarriju 'anil makruubi karbahu farrij 'annii maa ana fih yaa man laisa bighaaibin faantadziruhu wa laa binaaimin fauqidzuhu wa laa bighafilin faadzkuruhu wa laa bi'aajizin faumhiluhu yaa aaliman bil jumlati yaa ghaniyyan 'anit tafsiili kafaa 'ilmuka 'anil maqaali kafaa karamuka 'anis suaali inqatha'ar rajaa-u illaa minka wa khaabatil aamaalu illaa fiika wa saddatith thuruqu illaa ilaika ya Allah ya sami'u ya bashiru ya qariibu yaa mujiibu ighfirlii warhamnii birahmatika yaa arhamarraahimiina wa yassirlii rizqii wa sakhkhirlii jamii'a khalqika innaka 'alaa kulli syaiin qadiirun. wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam wal hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. Insya Allah, dan yakinlah kepada Allah ta'ala, kita akan mendapatkan kemudahan dalam urusan rizki kita dan kita akan memperoleh rizki yang banyak, besar, berkah, dan dari arah yang tidak kita sangkakan sebelumnya. Alhamdulillah. Semoga bermanfaat. Baca Pula Doa 27 Rajab Malam Lailatul Qadar Amalan Murah Rejeki Hidup Bahagia dan Mulia Amalan Agar Tidak Mimpi Basah Keutamaan Doa dan Puasa di Bulan Rajab Doa Menjelang Ujian dan Mohon Ilmu yang Bermanfaat Arti dari Ya Latif Lafadz al latif secara harfiyah berarti lembut. Dalam asmaul husna, al latif ini adalah asma Allah yang ke-29. Al latif asal katanya ialah latafa yang artinya kecil, lembut, atau halus. Keutamaan dari dzikir Yaa Lathif Diketahui bahwa keutamaan dari membaca dzikir al latif ialah mendatangkan dan menarik rezeki, sebagai wasilah untuk membebaskan diri dari penjara, cepat terlaksananya keinginan dan hajat dan lain sebagainya. Dalam kitab karya Habib Attas Al Habsyi, yaitu kitab Ta’rifudzzurriyyah Al-Habasyiyyah, kurang lebih disebutkan bahwa ketika berbagai kesulitan datang dan malapetaka datang secara beruntun, maka bacalah al latif sebanyak kali. Kemanjuran dari ikhtiar ini sudah terbukti dan dilakukan juga pembacaan surat Yaasin hingga sebanyak 41 kali. Sementara itu, dalam kitab Manhajul Hanif, Imam Abu Yazid al-Busthami menjelaskan bahwa mereka yang membiasakan diri untuk membaca ya latif hingga 129 kali lalu membaca QS. As-Syuura ayat 19, mereka akan dipermudah urusannya, baik itu dalam segi rezeki maupun yang lainnya. Adapun QS. As-Syuura ayat 19 yang dimaksud ialah sebagai berikut اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَن يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ “Allah Dzat yang Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya. Dia memberi rezeki kepada hamba yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” Berdasarkan sejumlah hal di atas, maka sahabat muslim semuanya, dapat disimpulkan bahwa keutamaan dan manfaat dari membaca dzikir al latif ialah sebagai berikut Menarik rezeki atau jalbur rizki Untuk mempercepat terlaksananya hajat atau keinginan atau li qodlo’il hajat Wasilah untuk membebaskan diri dari penjara atau li kholasil masjun Halimunan atau menghilang dari pandangan orang lain atau li ikhfa’i an ainidz dzulmah Cara Mengamalkan Apabila ingin mengamalkan dzikir al latif, maka perlu mengetahui tata cara dalam mengamalkannya terlebih dahulu. Adapun cara untuk mengamalkan dzikir al latif ada 2 sebagaimana yang disebutkan di bawah ini Cara Pertama Jika sebagai wiridan biasa dapat diamalkan hingga 129 kali setelah sahabat muslim selesai menunaikan sholat maghrib dan sholat subuh. Namun, lebih bagus lagi apabila diamalkan tiap-tiap selesai mengerjakan sholat fardhu. Setelah itu, dilanjutkan dengan membaca QS. Asy-Syuuro ayat 19 di atas sebanyak 7 kali. Berikutnya dilanjutkan dengan membaca doa berikut sebanyak 7 kali pula. اَللهُمَّ اِنِّىْ اَسْأَلُكَ اَنْ تَرْزُقَنِىْ رِزْقًا حَلاَلاً وَاسِعًا طَيِّبًا مِنْ غَيْرِ تَعَبٍ وَلاَمَشَقَّةٍ وَلاَضَيْرٍ وَلاَنَصَبٍ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ Artinya “Ya Allah, aku minta pada Engkau agar melimpahiku rizki yang halal, luas, dan baik tanpa kesusahan, tanpa kemelaratan dan tanpa kepayahan. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.” Cara Kedua Sementara untuk cara kedua, al latif dibaca hingga dalam sekali duduk. Namun sebelum sahabat muslim mulai membacanya, sebaiknya lakukan sholat hajat dulu. Setelah itu, setiap kali pembacaan al latif mencapai hitungan 129, sebaiknya baca doa serta ayat yang telah disebutkan sebelumnya. Begitu besar fadhilah al latif ini, sehingga tidak ada salahnya jika dimasukkan sebagai bagian dari wirid yang harus dibaca setiap selesai sholat fardhu. Semoga kita bisa istiqomah dalam mengamalkannya dan dikabulkan segala hajat. Amin. Wallahu a’lam bish showab. Dzikir Allah subhanahu wa ta’ala di berbagai ayat Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk senantiasa berdzikir dan bertasbih di kala waktu pagi dan sore. Hal ini salah satunya dijelaskan dalam dua ayat berikut وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ “Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam” QS Qaf 39. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah dengan mengingat nama-Nya sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang” QS Al-Ahzab 41-42. Penentuan waktu pagi dan sore dipandang memiliki rahasia tersendiri dalam melaksanakan dzikir. Sehingga, hendaknya kita tidak melewatkan waktu pagi dan sore tanpa melafalkan dzikir sama sekali. Berdasarkan hal ini, para ulama banyak yang menyusun kumpulan-kumpulan dzikir yang sunnah dilafalkan di waktu pagi dan sore hari. Salah satu di antara kumpulan dzikir pagi dan sore yang dipandang baik dan cukup ringkas adalah al-Wirdul Lathif fi Adzkar as-Shabah wa al-Masa’. Teks lengkap al-Wirdul Lathif dan wirid-wirid lainnya bisa diakses di NU Online Super App Android dan iOS Nama al-Wirdul Lathif memiliki arti “wirid yang ringan”. Wirid ini disusun oleh salah satu Wali Quthub di zamannya, yakni Al-Imam al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad. Beliau juga merupakan penyusun wirid Ratib al-Haddad. Wirid ini dinamakan dengan “al-Wirdul Lathif” wirid yang ringan sebab isi dzikir dalam wirid ini cenderung pendek dan ringkas, berbeda dengan pembandingnya, yakni al-Wirdul Kabir wirid yang agung yang juga dikenal dengan nama Miftah as-Sa’adah wa al-Falah yang isi dzikirnya cenderung panjang dan banyak. Seperti yang telah dijelaskan, al-Wirdul Lathif merupakan bacaan wirid yang baik untuk dibaca pagi dan sore hari. Sehingga dalam satu hari satu malam, bacaan wirid ini dibaca sebanyak dua kali. Mengenai tentang waktu pagi dan sore, penyusun wirid ini, al-Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad memberikan penjelasan tentang batas waktu pagi dan sore serta waktu yang utama membaca wirid ini أما وقت الصباح والمساء فعلى حسب ما ذكروه من أن المساء يدخل بالزوال ، والصباح بما بعد نصف الليل ، أو الثلث الأخير منه . وأما إقامة الأذكار الواردة في الوقتين ، فكلما كان في المساء إلى الليل أقرب ، مثل وقت الاصفرار ومن أول الليل ، كان الإتيان فيه بالوارد أحب وأقرب إلى مطابقة الحال . وكذلك الصباح من قبيل الفجر فما بعده إلى الإشراق . وعلى هذا السبيل نعمل في إقامة ما نأتي به من هذا الورد الشريف “Adapun waktu pagi dan sore, maka hal ini berdasarkan apa yang dijelaskan para ulama bahwa waktu sore dimulai dengan tergelincirnya matahari, dan waktu pagi dimulai saat setelah separuh malam atau sepertiga malam. Adapun melaksanakan dzikir yang berlaku pada dua waktu tersebut pagi dan sore maka dapat dilakukan kapan pun saat sore sampai malam, seperti pada waktu menguningnya matahari terbenamnya matahari dan awal malam hari. Melaksanakan dzikir yang warid pada waktu tersebut dipandang lebih disukai dan lebih sesuai dengan tuntutan keadaan. Begitu juga dzikir saat pagi dapat dilakukan sebelum munculnya fajar dan waktu setelahnya sampai matahari terang bersinar. Jalan inilah yang aku lakukan dalam melaksanakan wirid yang mulia ini” Abdullah bin Alawi al-Haddad, an-Nafa’is al-Alawiyah, hal. 42. Bacaan-bacaan dzikir pada al-Wirdul Lathif berisi ayat-ayat Al-Qur’an pilihan serta dzikir-dzikir yang dikutip dari hadits Nabi atau biasa dikenal dengan dzikir ma’tsur. Seluruh bacaan dzikir dalam wirid ini memiliki faedah-faedah tersendiri yang umumnya langsung tercantum dalam hadits tentang keutamaannya. Misalnya seperti dzikir berikut مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنْكَ وَحْدَكَ، لاَ شَرِيكَ لَكَ ، فَلَكَ الْحَمْدُ، وَلَكَ الشُّكْرُ ، فَقَدْ أَدَّى شُكْرَ يَوْمِهِ، وَمَنْ قَالَ مِثْلَ ذَلِكَ حِينَ يُمْسِي فَقَدْ أَدَّى شُكْرَ لَيْلَتِهِ. “Barangsiapa di pagi hari melafalkan “Allâhumma mâ ashbaha bî min ni’matin fa minka wahdaka lâ syarîka laka, fa lakal hamdu wa lakas syukru” Ya Allah, kenikmatan yang kami dapatkan di waktu pagi, maka kenikmatan tersebut hanya dari-Mu, tak ada yang menyekutukan-Mu. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu segala rasa syukur maka dia telah melaksanakan wujud syukur di hari itu. Dan barang siapa yang melafalkan kalimat tersebut di sore hari, maka ia telah melaksanakan wujud syukur di malam itu” HR. Abu Daud Dzikir di atas merupakan salah satu penggalan dzikir dalam al-Wirdul Lathif yang sejatinya merupakan wujud ungkapan syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Bacaan lain yang tercantum keutamaannya dalam hadits adalah dzikir berikut سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ. البخاري “Sayyidul istighfar Tuannya permintaan maaf adalah lafal “Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ abduka, wa anâ alâ ahdika wa wadika mastathatu. Aûdzu bika min syarri mâ shanatu. Abû’u laka binimatika alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta” Ya Allah, Engkau Tuhanku. Tiada Tuhan selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang pernah aku perbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku. Aku mengakui dosaku, maka ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau. Rasulullah bersabda “Barangsiapa yang melafalkan kalimat tersebut di siang hari dengan keadaan yakin, lalu ia meninggal sebelum masuk sore hari, maka dia termasuk golongan penghuni surga. Dan barangsiapa yang melafalkan kalimat tersebut di malam hari dengan keadaan yakin, lalu ia meninggal sebelum masuk pagi hari, maka ia termasuk golongan penghuni surga” HR al-Bukhari. Begitu besarnya keutamaan membaca al-Wirdul Lathif ini sampai-sampai para ulama mengarang kitab tersendiri dalam menjelaskan keutamaan membaca wirid ini. Kitab tersebut di antaranya adalah al-Wardu al-Qathif min Fadhaili al-Wirdul Lathif yang di dalamnya menjelaskan pijakan dalil dan keutamaan dzikir-dzikir yang terdapat dalam al-Wirdul Lathif. Kitab lainnya yang menjelaskan tentang al-Wirdul Lathif adalah Mursyid adz-Dzarif ila Fawaid al-Wirdil Lathif dan al-Maqshad al-Munif bi Dzikri Maraji’ Wirdhil Lathif. Banyaknya ulama yang memberi ulasan dan penjelasan tentang al-Wirdul Lathif ini tentunya menunjukkan bahwa wirid ini merupakan wirid yang besar keutamaannya dan benar-benar dapat menentramkan hati dengan membacanya. Semoga kita dapat istiqamah dalam membaca al-Wirdul Lathif serta mendapatkan barokah dari penyusun wirid ini serta para ulama yang mengamalkan wirid ini. Amin yaa Rabbal alamin. Ustadz M. Ali Zainal Abidin, pengajar di Pondok Pesantren Annuriyah, Kaliwining, Rambipuji, Jember Teks lengkap Wirdul Lathif dan wirid-wirid lainnya bisa diakses juga dengan menginstal NU Online Super App Android dan iOS Video pembacaan al-Wirdul Lathif bisa disimak di saluran Youtube NU Online 83% found this document useful 6 votes11K views7 pagesDescriptionKHUTBAH BAHASA JAWAOriginal TitleKhutbah Idul Fitri Bahasa Jawa Lengkap _ MAJELIS WALISONGOCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?83% found this document useful 6 votes11K views7 pagesKhutbah Idul Fitri Bahasa Jawa Lengkap - MAJELIS WALISONGOOriginal TitleKhutbah Idul Fitri Bahasa Jawa Lengkap _ MAJELIS WALISONGOJump to Page You are on page 1of 7 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

wirid ya latif untuk pesugihan